Selasa, 21 Februari 2012

Gadis Yang Pergi Membawa Sunyi

by Ang Jasman on Friday, February 11, 2011 at 12:09pm ·
Sunyi masih tersisa larut ini, di kamarku, ketika profil seorang gadis membayang di monitor dengan pose miring. Senyum seulas di bibir mungil sembunyikan ragu . Gadis manis menyimpan rindu di mata. "Mari bersahabat," ajaknya tanpa basa basi. "Dengan satu janji," kilahku pasti, "kita tak perlu jumpa di alam nyata." Gadis dengan pose miring dan menyimpan rindu di matanya itu mengangguk setuju. "Alam maya duniaku kini, dengan damai aku memeluk sepi," desisnya lirih. Wajahnya berganti kata-kata tentang cerita maha duka yang panjang padahal listrik sudah byar-pet duabelas kali.

Kubiarkan komputer menampung samudera hatinya yang membuncah. Merekam kisah-kisah yang terus mendaki tak henti. Tak kenal larut atau subuh dan hari yang silih berganti. Tinggalkan nasi dan kopi mendingin sendiri. Aku cuma tertegun menatap bibir ipis, mata menyipit dan ragu yang mengubah wajahnya menjadi merah kata-kata.

Dari balik komputer sosok itu pun mengisi ruang. Dengan tubuh gemetar, telanjang dan muka pucat. "Sudah dua puluh lelaki meniduriku dengan janji-janji. Lelaki laknat itu pergi kini, biarkan ibuku mati". Tak ada tangis di matanya, duka itu telah menjadi darahnya sendiri mengalir di seluruh nadi-nadi. Gadis dengan nestapa di pundaknya itu menghilang sendiri. Sunyi dibawanya pergi.


Feb 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar