Rabu, 22 Februari 2012

Cinta Shinta

by Ang Jasman on Sunday, September 18, 2011 at 10:01pm ·


Tiba-tiba kau memeluk punggungku. Mengusir hawa dingin
yang bergemerutuk di seluruh sum-sum. Kurasakan malam
menyelinap menanggalkan mimpiku.

Antara gamang dan pasti aku merasa kehadiranmu. Sungguh.
Kau tiba-tiba berada di atas dipanku seperti melayang.
Lalu merebahkan tubuh birahimu di belakangku dan memeluk
dadaku yang terbuka.
Bagai sutera dewangga payudaramu selembut gading terasa
merayap mesra di jantungku. Aku menggeletar oleh bius aroma kulitmu.
Panas tubuhmu memilin mimpi-mimpi kemarau.
Rembulan tak ragu menyambut gapai pucuk-pucuk ilalang.
Malam urung mengirim dingin, berganti bara api.
Kita berbagi gairah yang terus meniti, terus memuncak
Kau pun jalang mendesak menggapitkan kedua pahamu. Panas
gerowongmu langsung memanggang dada.

Malam tiba-tiba bertudungkan gulita. Kau tak lagi
di sana, tak juga di halaman. Dipan mendadak kosong
dan kelu dingin malam seketika jadi beku.

Ah, ya, lebih baik begitu saja.
Cinta tak usah dilelehkan di tubuh menjadi keringat.
Aku pun bebas memujamu dengan kasih yang
lidah-lidah apinya mencapai langit. Sudah lama aku ingin begini.

Dara, izinkan aku tak meminangmu.
Biarlah cinta kita serupa api yang membakar jiwa kita  
seperti api Shinta dengan cintanya yang agung.

Seketika semilir angin menampar wajahku.
Aku tersenyum memandang kepergianmu yang anggun.


9/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar