angin menggulung cerita tua yang
belum lagi usai diperankan
tak ingin lakon berlanjut di antara rumpun mawar kecuali durinya
debar yang memesona hari-hari kini rebah sudah oleh goresnya
ditulisnya lagi kisah baru mengulang desah yang menghimpit
di antara rak-rak buku di Gramedia
di siang tanpa musim tanpa nama
telah menjadi mata air kisah-kisah cuma sejenak
belum lagi lepas hasrat menyemburat ke kelepasan waktu
tak lagi ada hari-hari direnda di sela lentik jarinya
mimpi dan peluh menyelinap di sulur-sulur rindunya
buih pun dihisap kembali ke samudera lepas, seperti ujar Chairil
“peluk kucup perempuan
tinggalkan kalau merayu”
usah tercenung di tepi hari
mentari kan menyelinap ke dalam sunyi
tinggalkan saja lampu-lampu jalanan berebut cerita
tak ada lagi bata-bata tersusun menjadi rumah dambaan
awal juli 2011
tak ingin lakon berlanjut di antara rumpun mawar kecuali durinya
debar yang memesona hari-hari kini rebah sudah oleh goresnya
ditulisnya lagi kisah baru mengulang desah yang menghimpit
di antara rak-rak buku di Gramedia
di siang tanpa musim tanpa nama
telah menjadi mata air kisah-kisah cuma sejenak
belum lagi lepas hasrat menyemburat ke kelepasan waktu
tak lagi ada hari-hari direnda di sela lentik jarinya
mimpi dan peluh menyelinap di sulur-sulur rindunya
buih pun dihisap kembali ke samudera lepas, seperti ujar Chairil
“peluk kucup perempuan
tinggalkan kalau merayu”
usah tercenung di tepi hari
mentari kan menyelinap ke dalam sunyi
tinggalkan saja lampu-lampu jalanan berebut cerita
tak ada lagi bata-bata tersusun menjadi rumah dambaan
awal juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar