/ang jasman
Telah kuajarkan semua bahasa cinta
Taklukkan perempuan-perempuan itu. Tapi bukan
Dengan syahwatmu. Cinta tak butuh itu.
Camkan
Tekuk lututmu di hati perempuan
Keindahan adalah milik mereka
Enyahkan anggapan rupa buruk itu
Di lekuk liku tubuh dan raut muka mereka
Tersimpan bahasa paling rahasia.
Camkan
Tubuh perempuan adalah mercu suar
Di tiap hati mereka berpendaran pesan
Bahkan titah, jika kau peka membacanya.
Di hitam bola mata dengan sorot menikam
Di tipis bibir, dalam diamnya mengulum senyum
Di air mata, lukanya tak henti dibasuh
Di tiap gerak-geriknya yang lentur gemulai.
Camkan
Mereka tak butuh sesiapa. Kecuali engkau
Yang mampu meliuk-liuk di kesiur desirnya.
Maka
Jadikan hatimu sewarna mawar hati perempuan
atau kau cuma pejantan pecundang.
Atau kau lupakan saja mereka.
8/2013
Telah kuajarkan semua bahasa cinta
Taklukkan perempuan-perempuan itu. Tapi bukan
Dengan syahwatmu. Cinta tak butuh itu.
Camkan
Tekuk lututmu di hati perempuan
Keindahan adalah milik mereka
Enyahkan anggapan rupa buruk itu
Di lekuk liku tubuh dan raut muka mereka
Tersimpan bahasa paling rahasia.
Camkan
Tubuh perempuan adalah mercu suar
Di tiap hati mereka berpendaran pesan
Bahkan titah, jika kau peka membacanya.
Di hitam bola mata dengan sorot menikam
Di tipis bibir, dalam diamnya mengulum senyum
Di air mata, lukanya tak henti dibasuh
Di tiap gerak-geriknya yang lentur gemulai.
Camkan
Mereka tak butuh sesiapa. Kecuali engkau
Yang mampu meliuk-liuk di kesiur desirnya.
Maka
Jadikan hatimu sewarna mawar hati perempuan
atau kau cuma pejantan pecundang.
Atau kau lupakan saja mereka.
8/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar