Selasa, 06 Agustus 2013

PERJALANAN 3

/ang jasman

lalu seorang lelaki melangkah bersama senja. di tangannya mawar
merah dengan kelopak yang rekah mengangguk-angguk dicanda angin

malam lalu menghulu terasa lambat di perasaan menunggu
lelaki itu masih terpekur memandang mawar ketika subuh bertalu

hari ini ulang tahunnya, sambil tersenyum pada mentari di bibir jendela
rekah mawar merah itu adalah rekah hatinya yang akan dipersembahkan
ia melangkah gagah dengan dandanan seorang putera mahkota

namun segala jadi kelu. ia beku di bawah janur kuning di silang siur tetamu
gadis itu bukan mimpinya lagi kini. serupa mawar pucat kehilangan harum

mestinya tak kau palingkan hatimu dari padaku, sebuah suara mendesak
kau masih juga bimbang, hati manusia cuma sepanjang raga dan pandangnya

padaku cinta membawamu ke mata air abadi yang milikmu. disana kau temukan
kesegaran jiwamu di danau mansarovar, membasuh segala daki dan dosa

langit berubah seperti buih yang mencuci kotoran dari mega-mega
lelaki dengan tangkai mawar tersenyum, ya terlalu jauh aku menyimpang

tiba-tiba hati lelaki itu mendesis, namun jalan cinta itu tidak mudah.


8/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar