/ang jasman
Adakah kuku setajam sepi di hari lebaran ketika waktu mengikis dan bersendiri?
Dalam hening kampung ditinggal pergi tetangga yang pergi berlebaran ke sanak saudara mereka, kuputar Bach dan Beethoven.
Seketika aku tengah menyusuri Seini yang tenang mengalir. Seperti mengalirkan sajak Apollinaire "Sous le Pont de Mirabeau". Aku berkaca di arusnya. Wajahku yang ganteng, rambut sebahu dan sedikit tirus menari-nari di gemlombangnya.
Selembar daun jatuh di rambutku yang tergerai melambai diterpa angin. "Aku juga kesepian," ujarnya. Aku senyum, kukantungi daun itu sembari melangkah.
Ah, Paris di hari lebaran kau lebih sepi dari Jakarta yang kehilangan bising dan debu.
Kutepis kenanganku.
Dan aku embali berada di Jakarta, di sebuah perkampungan bekas rawa yang dulu sering banjir bila hujan.
Jatipadang, dekap aku dalam sepi heningmu.
8/2013
Adakah kuku setajam sepi di hari lebaran ketika waktu mengikis dan bersendiri?
Dalam hening kampung ditinggal pergi tetangga yang pergi berlebaran ke sanak saudara mereka, kuputar Bach dan Beethoven.
Seketika aku tengah menyusuri Seini yang tenang mengalir. Seperti mengalirkan sajak Apollinaire "Sous le Pont de Mirabeau". Aku berkaca di arusnya. Wajahku yang ganteng, rambut sebahu dan sedikit tirus menari-nari di gemlombangnya.
Selembar daun jatuh di rambutku yang tergerai melambai diterpa angin. "Aku juga kesepian," ujarnya. Aku senyum, kukantungi daun itu sembari melangkah.
Ah, Paris di hari lebaran kau lebih sepi dari Jakarta yang kehilangan bising dan debu.
Kutepis kenanganku.
Dan aku embali berada di Jakarta, di sebuah perkampungan bekas rawa yang dulu sering banjir bila hujan.
Jatipadang, dekap aku dalam sepi heningmu.
8/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar