/ang jasman
kau berdiri disana ketika aku masuk ke dapur. senja
itu
jarum cahaya mengiris-iris wajahmu seperti potongan jambu
tak ada senyum berganti dengan sepi sorot matamu
aku kehilangan kata. sepasang cicak berkejaran di dinding
tambah lagi minumnya ujarmu tak henti memotong buah-buah
sepasang semut mengambang di gelas sirup. aku menggeleng
senja terus turun. sebentar lagi sop buahnya jadi, kau
senyum
aku senyum. saat itu ingin kupeluk jenjang tubuhmu yang
semampai
terasa kita begitu jauh dua tubuh kita di dapur itu. atau
hati kitakah yang mencipta jarak dan terus memisah
senja tak juga mencuri mentari ke dalam gelombang
dibiarkannya kilau laut menari-nari di wajahmu di wajahku
kita pun jadi masing-masing.
7/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar