/ang jasman
kali ini awan musim bersarang di
kepala. menyusup
di antara akar rambut lalu bernak
pinak. seperti tak peduli
rongga dada ini gerowong disesap
bara matahari
urat dan darah merupa arang hitam.
kerontang tercekik
kasihmu melemparku kemari, aku
terkapar dicomberan kering
burung nazar di angkasa, semut-semut
memandangku
masih tersisa sepasang tangan
menyeret tubuh
masih tersisa nyanyi pujian yang
lekat di hati
kuingat benar langkah perkasa yang
baru diayun. mungkin kemarin
entah mana kini. serupa lilin tubuh
ini terus meleleh. perlahan
di kering tenggorokan namamu masih
ada. dan itu cukup
7/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar