by. Ang Jasman
pagi ini aku terjaga dan kutemukan kau baring di sisiku
kepalamu mengirim rayap membuat sarang di kedalaman otakku
kukumu memanjang dan terus menyusup ke rongga dadaku
aku meronta, aku tersedak, di luar hujan mentertawakan.
tak kulihat kau di dalam rumah meski otakku mengingat-ingat
kadang terdengar desir menyisir lantai di ruang tengah
kelepak dedaunan serupa tepukanmu yang tengah bernyanyi
aku cuma berteman secangkir kopi dan mie yang mengepul.
aku pergi, tak ada lagi yang perlu dikerjakan, hari meluncur
laptop di meja kerja menyimpan cerita tentang kita, juga foto-foto
di perkebunan akan kubeli buah-buahan dan sayuran hijau
setelah santap malam, kita bincang sejenak sebelum tidur.
dan pagi demi pagi, tiap terjaga, kau berikan senyum buat mentari
lalu jemarimu menari di denting piano dan aku menulis puisi
kita pun berseluncur di hari-hari yang makin tua dan menggumpal
sampai cacing mengurai tubuh dan langit mengapungkan kita ke awan.
2014
kepalamu mengirim rayap membuat sarang di kedalaman otakku
kukumu memanjang dan terus menyusup ke rongga dadaku
aku meronta, aku tersedak, di luar hujan mentertawakan.
tak kulihat kau di dalam rumah meski otakku mengingat-ingat
kadang terdengar desir menyisir lantai di ruang tengah
kelepak dedaunan serupa tepukanmu yang tengah bernyanyi
aku cuma berteman secangkir kopi dan mie yang mengepul.
aku pergi, tak ada lagi yang perlu dikerjakan, hari meluncur
laptop di meja kerja menyimpan cerita tentang kita, juga foto-foto
di perkebunan akan kubeli buah-buahan dan sayuran hijau
setelah santap malam, kita bincang sejenak sebelum tidur.
dan pagi demi pagi, tiap terjaga, kau berikan senyum buat mentari
lalu jemarimu menari di denting piano dan aku menulis puisi
kita pun berseluncur di hari-hari yang makin tua dan menggumpal
sampai cacing mengurai tubuh dan langit mengapungkan kita ke awan.
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar