/ang jasman
Pada mulanya, desir menuntunmu ke rumah itu. Maka
kau ludas sarapanmu bahkan bekal memadat tasmu
kau pilih baju paling agung dan belasan lagi sebagai salin
kau kenakan sepasang sepatu paling kokoh kuat.
Hatimu kobar dan gairah. Kau rasa
Ia yang kau cari sedang mencarimu
Ia yang kau juju sedang menujumu.
Senyum dan lambai lesap di lepas langkahmu
bekalmu musnah jadi rebutan anjing dan kera
pakaianmu tak cuma robek tapi salinmu dilarikan perompak
sepatumu kecut melawan tajam batu dan karang. lihat
sepasang kakimu mengucur darah dan tubuh yang pasrah.
Kini. Mentari dan musim menggandeng perjalananmu
Panas dan basah menjadi baju kebesaranmu
Gerah dan gigil merupakan kesukaanmu.
Mestikah asa lindap di duri jalan yang mengacu
sedang jarak dan tuju entah di mana. kabur
tinggal langkah kini dan bara niat yang di awal
tak ada jalan putar atau henti.
Kau mengerti kini, perjalanan ini sejauh nafas
langkah yang kau himpun adalah kesetiaan. Dengan
mata dan telinga yang selalu harus awas.
Kau mengerti kini, langkahmu dan karunianya
adalah sepasang sayap. Menerbangkanmu ke rumahnya.
7/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar