Rabu, 26 Februari 2014

by. Ang Jasman

kembali wajahmu berkelebat di jendela mengusung rindumu 
seketika kamar jadi pengap dipadati gelisahmu yang pias 
aroma bau tanah mengabarkan tentang airmatamu juga hatimu 
angin tak pernah henti membisikkan hari-hari kering dan basah

kukenal betul lekuk pipi dan hidungmu yang dikacaukan hari 
pernah kulihat sebongkah airmata mengurung di pelupuk 
seperti musim diam-diam mengendap mau mengabarkan kemarau 
aku cuma bisa terpaku di kerindangan ini memandang jauh

perlahan kusibak kisah lama yang kita titipkan di tempat itu 
masih ada di sana meski dilumuri debu waktu dan igatan yang lupa 
segala telah berubah bahkan jam di dinding kehilangan jarum waktu 
maaf tak ada yang perlu ditunggu sebelum kata-kata jadi kelu

kau yang bercermin di mataku pandang saja hatimu di sana 
biarkan kelopak rekah itu menitip wangi pada pagi yang retak.

2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar