Rabu, 26 Februari 2014

by. Ang Jasman

seperti yang sudah, sore selalu mengelus kepalaku lalu mendekap ke pelukannya. jangan kau sangka aku merindumu. tidak. sore punya rindunya sendiri, tak semua kamu merasakan belainya. hingga dibawanya ke tepi cakrawala dan mengajak terjun ke dalam riaknya yang lembut.

sore dan laut dan gunung-gunung menyimpan cerita purba. tentang bunda dan ayah, berdua menyusuri bibir pantai. tentang kakek yang pulang bawa kayu bakar dari bukit. dan aku yang selalu menunggu gebah untuk mandi sore, kecuali bersama teman memandikan kerbau-kerbaunya. 

sore pun surut di larung arus kali.

kini sore meliuk-liuk di nyala lampu terselip di dinding bertambal koran. sepasang cicak berkejaran di plafon bambu. gerak mereka beku seketika bersama suara tokek.
mataku berair, kuberikan senyumku kepada sore, cicak-cicak dan tokek. kutulungkupkan buku di dadaku dan aku pun melompat ke dalam mimpi.

pagi siap menuturkan cerita baru lagi tanpa memaksaku mendengarkan.

2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar