ketika angin kencang musim gugur menerbangkan dedaunan kering
kau serahkan buku puisi "Une Saison en Enfer" karya Rimbaud
di senangku kukecup pipimu dan kau tegakkan leher jaketku
saat itu salju pertama bulan Desember menerpa wajah kita.
seulas senyum di bibirmu, lantas kau dekap erat dadaku
langit cerah, burung-burung bergerombol di dahan-dahan gundul
alam telah menciptakan kehidupan baru, kebiasaan baru
"kita bakal sering minum anggur," tentu setelah sinau di ruang kuliah.
masih kusimpan di ingatan musim dingin tahun lalu
salju pertama dalam hidupku yang kautimpukkan disertai renyah tawa
lalu kau dan Alain bawakan aku sepasang sepatu bot berbulu
kalian dandani seorang anak khatulistiwa lalu diserahkan kepada alam.
AJ/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar