Angkasa perlahan pucat seperti sungkan
Seiring subuh denting bergemerincing tak putus
Ribuan jalan yang meliuk-liuk mendadak lurus
Ada rasa hormat yang sulit dikatakan.
Sepenggalah di atas legam tubuh yang meranggas
Langit retak-retak serupa cangkang telur
Awan menggumpal sebesar bukit sekeras gunung
Jalan-jalan menjadi rata, terjal tanjakan pun lenyap
Ini bukan sulap, tidak pula mukzijat
Kisah-kisah sudah mencatatnya begitu
Seribu langkah, seribu jalan dan arah baur menyatu
Seribu pejalan menggumam doa, syukur dan serapah.
Dzikir di bibir melampaui sayap malaikat
Ada sosok tersenyum dan cahaya menuntun
Perjalanan menumbuhkan sayap di kaki dan sekujur tubuh
Ini bukan upah, tidak pula pahala tercurah.
Sejak awal seyogianya cengkeram erat
Sebelum kaki lemas lumpuh dan mata rabun
Tapi memang sulit buat perjanjian dan dirimu yang rapuh
Perjalanan ini tak teruntuk seekor ngengat.
AJ/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar