/ang jasman
ah, rindu siapa tercecer di beranda yang dicengkerama sepi
rindu dengan wajah lara terkapar dengan sayap-sayap terengah
seperti enggan dan malu pada sepi, airmatanya berkaca-kaca
tinggallah disini jika kau mau sampai pulih sayap-sayapmu, semoga
hari masih menyisakan sinar dan kehangatan mentari.
ah, sepi masih juga kau cemburui waktu yang menyelinap dalam alun lagu
takkah kau nikmati melodi yang menggosok-gosok hatimu
sedang jiwaku menari sepanjang galah waktu seperti para darwisi itu
terkurung segala sendu segala rindu di bukit-bukit hijau berbatu
di air kali melenggang semua bisik dalam arusnya.
ah, aku
kau serahkan juga dirimu pada sepi
peluk saja sayap-sayap rindu itu, terbang
serahkan beranda masa hidupmu kepada waktu.
selamat jalan, aku.
12/2012
ah, rindu siapa tercecer di beranda yang dicengkerama sepi
rindu dengan wajah lara terkapar dengan sayap-sayap terengah
seperti enggan dan malu pada sepi, airmatanya berkaca-kaca
tinggallah disini jika kau mau sampai pulih sayap-sayapmu, semoga
hari masih menyisakan sinar dan kehangatan mentari.
ah, sepi masih juga kau cemburui waktu yang menyelinap dalam alun lagu
takkah kau nikmati melodi yang menggosok-gosok hatimu
sedang jiwaku menari sepanjang galah waktu seperti para darwisi itu
terkurung segala sendu segala rindu di bukit-bukit hijau berbatu
di air kali melenggang semua bisik dalam arusnya.
ah, aku
kau serahkan juga dirimu pada sepi
peluk saja sayap-sayap rindu itu, terbang
serahkan beranda masa hidupmu kepada waktu.
selamat jalan, aku.
12/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar