/ang jasman
Diam-diam aku berubah menjadi awan, bagai kapas putih
Melayang di ketinggian pohon dan bukit-bukit.
~ Kupu-kupu pinjami ku sayap-sayapmu sesekali
Aku ingin bebas mengapung tanpa angin.
~ Kau asyik di atas sana mengawasi kami semua
Aku cuma punya sayap kecil buat menyapaBebungaan dari tangkai ke tangkai.
~ Ah, mesranya. Aku cemburu padamu, kupu.
Tiap pagi bunga-bunga itu senyum padaku tapi
Aku tak dapat turun mencium mereka.
~ Tunggu saja kawanan awan berkumpul di atas ini
Saat itu kau akan menjadi hujan dan airmu akan mengelus
Helai indah bunga-bunga itu. dan memberi minum akar-akarnya.
Hatiku menggelembung girang tak sabar menanti kawanan
Kataku pada mereka, “Bila guntur datang kita menjadi hujan
Menyusup di tanah merah lereng-lereng dan sulur-sulur sayuran
Ingat, jangan bikin banjir dan genangi sawah paman tani.
Dan tunggu aku menemui sahabatku .
Aku pun menitip cium di helai pipi yang saban pagi
Mengirim senyum ke langit Lembang.”
Melayang di ketinggian pohon dan bukit-bukit.
~ Kupu-kupu pinjami ku sayap-sayapmu sesekali
Aku ingin bebas mengapung tanpa angin.
~ Kau asyik di atas sana mengawasi kami semua
Aku cuma punya sayap kecil buat menyapaBebungaan dari tangkai ke tangkai.
~ Ah, mesranya. Aku cemburu padamu, kupu.
Tiap pagi bunga-bunga itu senyum padaku tapi
Aku tak dapat turun mencium mereka.
~ Tunggu saja kawanan awan berkumpul di atas ini
Saat itu kau akan menjadi hujan dan airmu akan mengelus
Helai indah bunga-bunga itu. dan memberi minum akar-akarnya.
Hatiku menggelembung girang tak sabar menanti kawanan
Kataku pada mereka, “Bila guntur datang kita menjadi hujan
Menyusup di tanah merah lereng-lereng dan sulur-sulur sayuran
Ingat, jangan bikin banjir dan genangi sawah paman tani.
Dan tunggu aku menemui sahabatku .
Aku pun menitip cium di helai pipi yang saban pagi
Mengirim senyum ke langit Lembang.”
12/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar