Kamis, 13 Desember 2012

DI SEBUAH SORE

/ang jasman

Sore itu

bibirmu terpateri di bibir cangkir ketika meninggalkan café
mataku menatap noda merah disana
telingaku tertegun pada detak sepatumu
sesaat hening
sepi mengetuk hati
lirih dan mengiris.

Lampu-lampu makin terang hingar pun makin jadi
sepasang cicak berbincang tentang musim, buku-buku dan kampung halaman
orang-orang tak peduli terus asyik berbincang dan menyeruput kopi
seketika warna-warna menjadi pekat seperti sisa bibirmu yang merah itu
petang makin turun tak peduli pada waktu
aku sendiri dengan perasaan ngungun
di luar salju menari-nari di nyala lampu.

12/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar