/ang jasman
Sore itu
12/2012
Sore itu
bibirmu terpateri di bibir cangkir ketika meninggalkan café
mataku menatap noda merah disana
telingaku tertegun pada detak sepatumu
sesaat hening
sepi mengetuk hati
lirih dan mengiris.
Lampu-lampu makin terang hingar pun makin jadi
sepasang cicak berbincang tentang musim, buku-buku dan kampung halaman
orang-orang tak peduli terus asyik berbincang dan menyeruput kopi
seketika warna-warna menjadi pekat seperti sisa bibirmu yang merah itu
petang makin turun tak peduli pada waktu
aku sendiri dengan perasaan ngungun
di luar salju menari-nari di nyala lampu.
mataku menatap noda merah disana
telingaku tertegun pada detak sepatumu
sesaat hening
sepi mengetuk hati
lirih dan mengiris.
Lampu-lampu makin terang hingar pun makin jadi
sepasang cicak berbincang tentang musim, buku-buku dan kampung halaman
orang-orang tak peduli terus asyik berbincang dan menyeruput kopi
seketika warna-warna menjadi pekat seperti sisa bibirmu yang merah itu
petang makin turun tak peduli pada waktu
aku sendiri dengan perasaan ngungun
di luar salju menari-nari di nyala lampu.
12/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar