Cukup. Kenapa berpuas pada sorak sorai itu
dan diharap menggemuruh ke seluruh kota
buat apa mencuri bola di kaki sesama
kemudian saling menelikung dengan kaki lawan
lalu berkutat menjaga bola itu di kakimu
sebelum kau sempat menggolkan ke gawangnya
Ketika pertama meninggalkan rumah kau sudah tahu
begitu kaki menjejak lapangan sebelas lawan menunggu
memperebut dan menggiring bola nasib sendiri-sendiri
di lapangan yang luas
tak berpenonton
tak punya tepi .
Lapangan itu dan jalan menuju ke sana adalah milikmu
mengundangmu setiap saat agar datang ke sana
menendang dan menggiring bola nasibmu melawan waktu
berlari ke gawang yang kau tahu ada di seberang dirimu.
Pun kau tahu lapanganmu dikepung musim-musim
basah di penghujan atau jadi padang debu di kering kemarau
di sini hati kecilmu bimbang dan tahu, bahkan pada sepatumu
tak bisa kau gantungkan harapmu pada dukungan penonton
mereka cuma siap setiap saat menyoraki kegagalanmu.
Jadi. Siap-kuatkan kakimu mendepa tiap jengkal rumput
menggiring bola nasibku ke gawang entah di mana.
AJ / 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar