by. Ang Jasman
Hari ke hari mentari menggandeng pagi
berbagai soal berkelebat dari benakmu
berbinaran serupa lidah-lidah api
membentur sesamamu
menghantam lingkunganmu
melumat dirimu sendiri
Seribu rumit membelit kepala, tubuh dan tumit
itu menghambur dari ego
menusuk langit dengan pedang jumawamu
sedang jiwamu rendah hati semerah kirmidzi
tertegun dengan pandang yang sederhana
tak ada kata sepatah di bibirnya
jadi, kenapa tak bisikkan lembut pada pagi
masihkah tersisa kebaikan hari ini
meski sebesar biji sesawi?
lalu kepakkan sayap jiwamu melesat ke awan
kebebasannya.
AJ 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar