bening meniti matamu tak tersisa kepedihan
pisang, pepaya, jambu riang berebut musim,
siapa peduli ilalang mati terinjak-injak.
gelak tawa menari-nari di dinding,
keringat dan bau tubuh, pupur yang luntur,
kaset yang berulang berputar,
harapan tak peduli duka mengancam.
malam makin jauh menghentakkan kaki.
[keluhmu yang hijau menunjuk kejauhan
renungmu yang biru menyibak kekosongan,
sebuah layangan terantuk di awan].
langit di hatimu memutihkan awan
sebuah kisah siap ditoreh, tinta tumpah,
pelangi terbantun ke dalam perigi.
AJ/2016
pisang, pepaya, jambu riang berebut musim,
siapa peduli ilalang mati terinjak-injak.
gelak tawa menari-nari di dinding,
keringat dan bau tubuh, pupur yang luntur,
kaset yang berulang berputar,
harapan tak peduli duka mengancam.
malam makin jauh menghentakkan kaki.
[keluhmu yang hijau menunjuk kejauhan
renungmu yang biru menyibak kekosongan,
sebuah layangan terantuk di awan].
langit di hatimu memutihkan awan
sebuah kisah siap ditoreh, tinta tumpah,
pelangi terbantun ke dalam perigi.
AJ/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar