seringkali aku iri pada daun
yang melayang jatuh pada saatnya
seringkali aku cemburu pada arus
yang meliuk mesra di bebatuan
begitu lembut tembang di bibirmu
merekatkan waktu di setiap dinding
ada wajah anak-anak kita di taman kota
ada wajahku di kertas buram.
kini daun-daun iri kesendirianku
dengan alasan angin berterbangan kesana kemari
dan arus yang cemburu ingin berbalik ke hulu
namun batu menahannya dan tersenyum geli.
: diam-diam aku iri pada dini kepergianmu.
AJ/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar