tadi pagi rindumu menetes satu-satu bersama embun
seperti rinai mampir di dedaun belimbing yang mungil
maaf, baru teringat ketika suaramu menyapa di telepon.
kilau titik-titik air di dedaun belimbing itu pada cerita
"jangan biarkan dia lesap direngkuh terik
bening hatinya ingin memeluk setiamu."
di pagi dingin ini ingin kukecup lembut bibirmu
di titik-titik air kerinduan itu aku tersentak
desir angin menggoyang reranting seketika
kuning daun-daun belimbing itu melayang bertebaran
rebah pasrah menyerahkan mebun pada hijau rerumputan
4/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar