By. Ang Jasman
kau pun datang dalam ricik gerimis
basah di sulur rambutmu yang dikepang
dan seribu cerita berurai dari matamu
mestikah kudengar keluh kakiku, suaramu mendesis
lelah telah mencuri tekadku dan nafas ini
mau memburu sang pemilik.
aku terpana
kutatap wajahku di wajahmu
siapakah kau?
aku anak hujan, ujarmu
kabut bundaku dan angin membopongku kemari.
kau memang datang bersama ricik gerimis
rambutmu berkepang hujan dan matamu
menagih kakiku
menikam langkahku.
arah kita sama, bung
kuharap kau belum lupa rumah tujuan
dari mana tetabuhan mempodong alam raya
jangan membantah
sepasang kaki kita adalah kakiku kakimu
nafas kita berdegup dari paru-paru yang sama
di jantung ini mengarus darah paling purba.
mari kita buru sang pemilik, ajakku
sebelum menghilang ke dalam rumah
dan mengunci semua pintu dan jendela.
sebelum awan menghirup hujan ke langit
dan kabut menarik selimut dingin
engkau berpeluk di kehangatan mentari
lantas, dimana aku?
lantas, mana diriku?
bunuh egomu
atau kau selamanya jadi debu dunia
suaramu menggema dalam rongga mulutku.
9/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar