by Ang Jasman
dan kita senyum
menyadari lampu-lampu dan cemilan di meja
memandangmu melipat senyum lalu
kau masukkan ke dalam tas
malam terus merayap seperti gamang
tapi tidak dengan mimpimu
kau telah rapikan tanpa cemas tersisa
dan aku membayangkan
kecerianmu bersenandung dalam dingin
dan salju yang mendekap dan café expresso
serupa suara canda anak-anak yang riuh
kehangatan dekapnya yang kukuh
aku bahagia dalam bahagiamu
seperti gelombang mencium bibir pantai
seperti hari yang menebus
seperti arus yang menembus
kini derita hilang pupus
dan harap itu berkata kibaskan
sampurmu, kembangkan sayapmu
dan mengapunglah di tetabuhan
tarikan gemulaimu di awan-awan
di tiap mata yang tertawan.
9/2013
dan kita senyum
menyadari lampu-lampu dan cemilan di meja
memandangmu melipat senyum lalu
kau masukkan ke dalam tas
malam terus merayap seperti gamang
tapi tidak dengan mimpimu
kau telah rapikan tanpa cemas tersisa
dan aku membayangkan
kecerianmu bersenandung dalam dingin
dan salju yang mendekap dan café expresso
serupa suara canda anak-anak yang riuh
kehangatan dekapnya yang kukuh
aku bahagia dalam bahagiamu
seperti gelombang mencium bibir pantai
seperti hari yang menebus
seperti arus yang menembus
kini derita hilang pupus
dan harap itu berkata kibaskan
sampurmu, kembangkan sayapmu
dan mengapunglah di tetabuhan
tarikan gemulaimu di awan-awan
di tiap mata yang tertawan.
9/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar