tak pernah percaya sebersit pun
ini senja putus bersama ujung pensil
di tempat sampah dalam remasan kertas
lembayung itu masih di matamu.
.
suara yang dulu juga gemericik
menghitung cahaya di permukaan riak
menyentuh kibas langkah-langkahmu
lampu-lampu kota menari di atas kepalamu.
.
kenapa cerita selalu berjalan sendiri
mereka-reka perpisahan jadi nafasnya
arah yang berlawanan dirancangnya.
.
masih tersisa warna-warna di sini
sebelum melangkah ke ruang pesta
lepaskan saja senyap itu dari dada.
AJ/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar