kusampirkan sebuah sajak di dahan muka jendela
tak usah kau petik dan merepotkan diri mencari galah.
biarkan ranum di sana berayun desir memandangimu
pada saatnya ia akan turun sendiri dan menyapamu.
kau pun tak usah buang waktu membacanya. biarkan
sajak itu akan membuka lipatan menguraikan makna-makna.
bercerita tentang bumi dan bulan yang setia beredar
pada jalur purba seperti hidupmu seperti hidupku berpendar.
tak ada yang tercecer, terlupa atau sengaja ditutupi
ketahuilah sajak itu matang dari hatimu hatiku hati kita.
tak ada pinta, kita tinggal telanjang di sepanjang cakrawala
berpeluk wajah bumi wajah langit wajah angin yang menghela.
sajak yang kusampir di dahan hidupmu bercabang-cabang kini
berakar di langitmu di langitku menjadi hujan musim semi.
AJ / 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar