begitu kaki menginjak tepi
langkah terhenti di tebing
bibir pun terkunci
ada gumam yang sunyi
angin mengangkat kering
gerumbul kembang rerumputan
seperti menerbangkan isi benak
yang mendadak rembang.
sejak mula semua ini remah
di adonan genangan peluh
dilayarkan doa-doa dan keluh
demi harap berpusar di kemah.
demi darahnya yang ditampung
meski dengan hati yang lempung
namun pasrah tak pernah rampung
dan siksa terus melambung.
dalam gumam yang diam
selalu ada yang tersisa
pasrah kehilangan bisa
di sini, remang dan suram.
AJ / 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar