O jalan dan arah yang menyambut
tak perlu kemayu dan senyum manis itu
memang tak ada yang berniat memperdaya
kerikil tajam dan karang sudah
banyak pejalan terdampar dengan kaki putung
atau sekedar cerita tentang da
angin selalu setia pada musim yang menudungi
perarakan tertinggal jauh, tak lagi bergemerincing
gendang dan tambur sudah diam tergantung
doa-doa menyelinap makin deras di mata kekasih
bergelantungan di pelupuk membengkak
serupa kupu putih menyesap mawar hitam.
tak serupa aliran kali yang riang bernyanyi
di tiap kelokan atau dataran savana yang panjang
langkah-langkah selamanya menentang arus
bahkan bersimpangan dengan hir
memang asing bagi mata yang ko
tatapan sekumpulan ular bergerombol di lorong.
AJ/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar