Rabu, 28 November 2012

BASUH AKU DI WANGI SENYUMMU

Ang Jasman

: Constance Elenore Tutuarima


Binar matamu di mimpi semalam masih lekat di kemejaku
Dan wangi senyummu. Ketika kusibak tirai jendela
Mentari lebih cemerlang dari kemarin dan angin sepoi
Meminang layar perahu berkepakan di sayap camar
“Katakan, dimana dermaga pertemuan bagi perahu-perahu kita
Sebelum angin mengendap dan lumba-lumba keburu pulang.”

Mimpi sembunyi di lipatan selimut berlari ke punggung mentari
Dahan tak lagi memberi buah sedang dedaunan sudah lama gugur
Kupungut satu demi satu harapan yang tercecer di antara kerikil
Sudah lama doa berganti dzikir yang menggigilkan bibir dan lidah
“Nafas yang kuronce saban pagi sudah di penghujung tali
Mari kita simpul ujung rangkaian ini. Kembalikan pada Empunya
Sebelum tagihan datang atau direngkuh paksa dari pusara dada kita.”

Kita pun gegas melayang ke bukit-bukit diiring seribu kupu dan merpati
Berpilin irama La Paloma yang dulu dikenalkan bunda di senja ranum
Hanya kenang kini menjadi teman sejalan dan langkah-langkah.

Binar matamu itu menikam di kemejaku ketika damba makin haus
Basuh aku di wangi senyummu.




10/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar