Sabtu, 17 Maret 2012

Dialog Dua Ekor Burung


Rubuhkan saja tiang-tiang itu
tak lagi perlu juga menata atap
ini memang bukan sarang kita
selagi lantai masih debu tanah
tinggalkan saja.

Dik, burung tak pulang ke sarang yang rusak
atau lepas anyaman diterbangkan angin.

Dangau yang mau rubuh tak layak
buat istirah tubuh basah keringat dan menyantap
makanan hangat yang disuguhkan hati.

Balik saja ke sarangmu. Disana menunggu
kehangatan bunda, segulung tawa ceria dan cerita
kisah lalu dan mimpi tak henti berceloteh

Usah pikirkan lagi, aku tenteram di sarangku
dinding yang bolong memberiku kehangatan angin
atap bocor bawa cerita bersama ricik gerimis dan tungku itu
menunggu bakaran buat sepi malam berubah jadi lelatu.

Sudah lama kutitip napasku disini
menyatu dengan dahan dan reranting ini.


3/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar